Kisah Perempuan Suci
Maryam adlah keturunan para Nabi dan orang- orang saleh. Ia merupakan keturunan Ali Imran, keluarga yang dimuliakan Allah SWT. Keluarganyapun mengkhususkan hidup Maryam hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Semua itu Allah SWT sebutkan di dalam surat Ali Imran.
Maryam adlah keturunan para Nabi dan orang- orang saleh. Ia merupakan keturunan Ali Imran, keluarga yang dimuliakan Allah SWT. Keluarganyapun mengkhususkan hidup Maryam hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Semua itu Allah SWT sebutkan di dalam surat Ali Imran.
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga (Ali) Ibrahim dan (Ali) Imran melebihi segala umat. (mereka) satu keturunan yang sebagiannyaberasal sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui. Ketika isteri Imran berkata, Ya, Tuhankui ! Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang ada di dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat ( di Baitul Maqdis. Oleh karena itu, terimalah (nazarku)) itu. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Tatkala Isteri Imran melahirkan anaknya, iapun berkata. “Ya, Tuhanku! Sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan- dan Allah lebih tahu anak yang dilahirkannya itu – padahal, anak laki-laki tidaklah sama dengan anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku menyerahkan perlindungannya dan anak-anak keturunannya kepada (pe,eliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk.” ( QS. Ali Imran: 33-36).
Penjagaan Maryam Terhadap kesucian dirinya
Seperti doa nazar yang dipanjatkan isteri Imran (Ibu Maryam) bahwa ia akan menyerahkan anaknya sebagai hamba Allah SWT di Baitul Maqdis, pendidikan Maryam pun di serahkan kepada orang saleh yang menjaga Baitul Maqdis, yaitu Nabi Zakaria As.
Tuhanpun menerima (nazarnya) dengan penerimaan yang baik dan mendidiknya (Maryam) dengan penididikan yang baik serta menjadikan Zakariya sebagai [emeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mirab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata. “ Hai, Maryam ! Dari mana kamu memperoleh (semua makanan) ini ?” Maryam menjawab, “ Makanan itu dari Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki tanpa hisab. (QS Ali Imran : 37).
Di tempat itu, Maryam melewati hidupnya dalam ibadah kepada Allah SWT dan selalu menjaga kesucian dirinya, bahkan, ketika Jibril As datang.
Ceritakanlah Kisah Maryam di dalam Al-qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Iapun membuat tabir (yang memisahkannya) dari mereka (orang lain). Kemudian, Kami mengutus ruh kam kepadanya dan menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang yang maha Pemurah jika kamu seorang yang bertakwa. ” Ia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki- laki yang suci.” Maryam berkata, “Bagaimana akan ada bagi kuseorang anak laki-laki, sedangkan tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina.” Jibril berkata, “Demikianlah (ketetapan dari Tuhanmu)”. “ Tuhanmu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-ku dan agar Kami dapat menjadikan hal itu sebagai bukti bagi manusia dan rahmat dari kami. Hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. Maryam pun mengandung, lalu ia bersama kandungannya itu mengasingkan diri ke tempat yang jauh.” (QS Maryam: 16-21).
Maryam telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam (tubuhnya) ruh dari kami dan kami jadikan ia dan anaknya sebagai tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam (QS al Anbiya : 91 dan lihat at tahrim: 12).
Penjelasan Hidup Maryam sebagai sebuah Pelajaran Berharga tentang Kesendirian dalam ketakwaan.
Setelah melewati proses kehamilan yang lama dan ketika masa melahirkan sudah tiba, Maryampun mencari tempat yang jauh dari keramaian. Rasa sakit membuatnya harus bersandar pada pohon korma. Namun, hal itu tidak mengurangi kesedihan yang dirasakan, terutama kemungkinan menghadapi omongan Bani Israel tentang dirinya keturunan keluarga saleh, tetapi melahirkan anak tanpa suami.
Kesedihan itu segera disambut Allah SWT dengan pertolongan berupa makanan (pohon korma yang mudah dijatuhkan buahnya hanya dengan menggoyang batang pohonnya) dan minuman (dari sungai yang sengaja Allah SWT adakan dibawahnya).
Rasa sakit melahirkan memaksanya (bersandar) pada pohon korma, ia berkata, “ Duhai, alangkah baiknya aku mati sebelum semua ini terjadi dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti serta dilupakan.” Jibril lalu berseru kepadanya dari tempat yang rendah. : Jangan kamu bersedih hati. Sesungguhnya Tuhanmu telah membuat anak sungai di bawahmu. Makan, minum dan senangkanlah hatimu. Jika kamu melihat seorang manusia, katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar puasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah dan aku tidak akan bicara kepada seorangpun pada hari ini. “(QS Maryam : 23-26).”
Olok – olok Bani Israel kepada Maryam dan Mukjizat Nabi Isa As, untuk membela Ibunya.
Sambil membawa anaknya (Isa As). Maryam kembali kepada kaumnya, dugaan bahwa kaumnya akan mencibir dirinya langsung terbukti. Menariknya, ketika Allah SWT memerintahkan Maryam untuk berpuasa berbicara kepada kaumnya. Allah SWT tidak menyebutkan bahwa ia akan menunjukkan mukjizat berupa kemampuan Nabi Isa As berbicara ketika masih dalam gendongan ibunya. Maryam hanya melakukan perintah Allah SWT untuk puasa bicara. Itulah kebesaran mukjizat Allah SWT yang langsung membungkam mulut-mulut usil Bani Israil.
Maryampun membawa anaknya kembali ke kaumnya. Kaumnya berkata, “Hai, Maryam! Sesungguhnya kamu telah melakukan sesautu yang amat inkar. Hai, saudara perempuan Harun! Ayahmu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” Maryam pun menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan ?” berkakta Isa. “ Sesungguhnya aku hamba Allah Dia memberiku Alkitab (Injil)”” dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) solat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, dimatikan, dan pada hari aku di bangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 27-32).
Itulah ketakwaan dalam kesendirian yang dijalani Maryam di tengah bangsa Israil yang terkenal sangat burukperangainya. Keburukan kaumnya itu tidak menjadikan ketakwaan yang ada di dalam diri maryam hilang, bahkan Allah SWT sengaja menjadikan Maryam dan Nabi Isa As sebagai ujian bagi Bani Israil. Sungguh, betapa berat hidup yang dijalani maryam. Dengan latar belakang seorang ahli ibadah yang menghabiskan hidupnya hanya untuk Allah SWT, lalu mengandung anak tanpa kehadiran suami, dan ditambah dengan ejekan kaumnya, Maryam tetap berpegang teguh dalam kletakwaan dan keimanannya kepada Allah SWT.
Back
Back
Silahkan komentar dengan bijak dan sopan, salam silaturahmi