Penolong Yang Hanya Bisa Berkata Tidak

Suatu hari di India, Raja Mahendra pergi berburu. Di tengah hutan, Raja Mahen dra berusaha mengejar seekor kijang.

Namun, kakinya terperosok ke dalam lubang yang dalam. la berteriak sekeras-kerasnya tapi pengawalnya tidak mendengarnya.

Selagi Raja Mahendra merenungi nasibnya, ia melihat seseorang berdiri di tepi lubang. “Heil Aku Raja Mahendra! Tolong naikkan aku!” teriak Raja Mahendra.

“Tidak!” jawab orang itu.

Raja marah. Namun, orang itu lenyap. Tidak lama kemudian, seutas tali jatuh ke dalam lubang. Raja menaiki tali itu. Awalnya, ia mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi yang melempar tali.

“Jadi kau mau menolongku?” tanya sang raja.

“Tidak!” jawab si penolong.

Raja kebingungan. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat, yang penting orang itu mau menolongnya.

“Maukah kau kubawa ke kerajaan?” tawar raja.

“Tidak!” jawab si penolong. Tapi, kepalanya mengangguk tanda setuju.

Akhirnya Raja Mahendra sadar bahwa orang itu hanya bisa bicara kata “tidak”. Si penolong lalu dibawa ke kerajaan. Sampai di kerajaan, Raja Mahendra memanggil patih kerajaan.
“Patih, tolong berikan pekerjaan pada penolongku. la hanya bisa berkata, Tidak’,” sabda raja.

Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini. Setelah merenung beberapa saat, patih tersenyum dan berkata, “Bukankah Paduka bermaksud mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi sang putri. Tetapi, sampai kini Paduka belum menemukan jenis sayembaranya.”

“Benar, Paman Patih. Aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai. Tetapi, apa hubungannya hal ini dengan sayembara?” tanya raja.

“Peserta yang telah lolos ujian kesaktian harus bisa memasuki istana sang putri dengan cara membujuk penjaganya,” kata patih.

“Nah, manusia satu kata itu yang kita jadikan penjaga,” katanya.

Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara sudah berkumpul. Tiga orang pangeran gagah berani telah lulus uji kesaktian. Mereka tinggal melewati ujian kedua, yaitu masuk istana sang putri dengan cara membujuk penjaganya.

Ketiga pangeran dibawa ke depan pintu gerbang istana sang putri. Setiap peserta hanya boleh mengucapkan tiga pertanyaan kepada penjaga istana sang putri.

“Penjaga yang baik, bolehkah aku masuk ke istana sang putri?” tanya peserta pertama.

“Tidak!” jawab orang itu.”Aku beri emas sebanyak kau mau, asal aku diperbolehkan masuk,” bujuknya lagi.

“Tidak!” kata si penjaga.

Pertanyaan tinggal satu. “Kau akan kujadikan senopati di kerajaanku, asal aku boleh masuk,” kata si peserta pertama.

“Tidak!” jawab si penjaga.

Peserta pertama gugur. la mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua juga gagal menghadapi penjaga yang hanya bisa berkata “tidak”.

Tibalah peserta ketiga. la adalah pangeran gagah dan tampan dari negeri seberang. la menyadari bahwa penjaga istana sang putri adalah orang yang hanya bisa berkata, `Tidak.” la pun mempersiapkan pertanyaan yang jitu.

“Wahai penjaga, jawablah pertanyaanku baik- baik. Tidak dilarangkah aku masuk ke istana sang putri?” tanyanya dengan suara mantap.

“Tidak!” jawab si penjaga.

Seketika itu, sorak-sorai penonton bergemuruh mengiringi keberhasilan pangeran muda yang gagah dan tampan. Raja Mahendra sangat senang karena calon menantunya itu sakti dan pandai.

Sayembara usai. Pangeran menikah dengan putri Raja Mahendra. Sementara, si penolong yang hanya berkata, “Tidak” mendapatkan penghargaan dari raja dan diangkat menjadi penjaga istana sang putri selamanya.


Pesan Moral : Jadilah anak yang pintar dengan banyak membaca. Sebab, anak yang pintar akan membuatmu dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapi suatu saat nanti.

Silahkan komentar dengan bijak dan sopan, salam silaturahmi