Ratu balqis



Kisah Ratu Sejagad yg Rendah Hati
Pada zaman Nabi Sulaiman As, ada sebuah negeri yang dipimpin seorang ratu (perempuan). Negeri itu dikenal dengan negeri saba’ dan ratunya bernama Ratu Balqis. Negeri itu, seperti diberitakan burung hud-hud, dipenuhi dengan manusia yang menyembah matahari selain Allah SWT dan dipimpin oleh seorang wanita.

(Datanglah hud-hud), lalu berkata, aku telah mengetahui sesuatu yang kamu tidak ketahui dan aku bawakan kepadamu suatu berita penting yang dapat dyakini dari negeri saba. Sesungguhnya aku menjumpai seorang perempuan yang memerintah mereka dan ia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati ia dan kaumnya menyembah matahari selain Allah SWT, sedangkan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan mereka dan menghalangi mereka dari jalan (Allah) sehingga mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan segala yang terpendam di langit dan di bumi dan mengetahui segala yang kamu sembunyikan dan kamu nyatakan. Allah, Tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang besar. (QS an Naml: 22-26)

Meski seorang penyembah matahari, Ratu Balqis adalah perempuan yang bijak. Hal itu ditunjukkan dengan sikapnya ketika menerima surat dari Nabi SUlaiman As. Pertama,  ia mengumpulkan para pembesarnya untuk bermusyawarah. Kedua, ia memiliki cara untuk mengetahui sifat Nabi SUlaiman As dengan mengirim utusan yang membawa hadiah.

Hai, pembesar-pembesarku! Sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan berisi, “Bismillahirrahmaanirrahiim”. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong kepadaku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri. BErkata dia (Balqis), Hai para pembesarku! Berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini. Aku tidak pernah memutuskan suatu persoalan sebelum kalian berada di dalam majelisku. “mereka menjawab,” kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan) serta keputusan berada di tanganmu. Pertimbangkanlah segala apa yang akan kamu perintahkan.” Ia berkata, “Sesungguhnya raja-raja jika memasuki suatu negeri, niscahya mereka akan membinasakannya dan mengubah penduduknya yang mulia menjadi hina. Demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa ) hadiah dan (aku akan)” menunggu sesuatu yang akan dibawa kembali para utusanku itu. (QS an Naml 29-35)”.
 Namun, NAbi SUlaiman As menolak hadiah yang dibawa utusan Ratu Balqis.
Tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman  berkata, “Apakah (patut) kamu enolong aku dengan harta? Sesungguhnya pemberian Allah lebih baik dari hadiah yang kamu bawa, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu, kembalilah kepada merekasungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak akan sanggup melawannya dan kami pasti akan mengusir mereka dari negeri itu dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan)” yang hina dina.” (QS an Naml :36-37).



Bayangan Ratu Balqis tentang Nabi Sulaiman As sebgai raja yang akan membinasakan penduduk suatu negeri tidak sepenuhnya benar. Sifat yang ditunjukkan Nabi SUlaiman As di Ayat an Naml: 37, bahwa beliah akan mengusir dan menghinakan rakyat Ratu Balqis bukan karena ia raja yang zalim seperti gambaran Ratu Balqis di ayat an Naml: 34, melainkan karena beliau merasa dihina dengan hadiah yang dibawa utusan Ratu Balqis.

Ratu Balqispun memahami hal itu sehingga ia sudah berniat untuk menjadi muslim sebelum menemui Nabi Sulaiman As. Hal itu semakin diperkuat dengan kelebihan yang Allah SWT berikan kepada Nabi SUlaiman As yang mampu membawa singgasana Ratu Balqis mendahului pemiliknya untuk berjumpa dengan beliau. Bahkan, Nabi Sulaiman As pun memperindah singgasana Ratu Balqis sehingga tidak dapat dikenali pemiliknya dan mengajaknya masuk ke dalam istana kaca. Hal itu mengundang kekaguman Ratu Balqis yang digambarkan dalam Alqur’an.

Berkata Balqis, “ Ya, Tuhanku ! Sungguh aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepadaAllah, Tuhan Semesta Alam.” (QS an Naml: 45).
 Begitulah kisah Ratu Balqis yang tidak silau dengan kekuasaannya dan mengakui kebenaran Nabi Sulaiman As serta menyerahkan dirinya kepada Allah SWT.

Back

Silahkan komentar dengan bijak dan sopan, salam silaturahmi