Rekan Muslim, terjadinya berbagai masalah kompleks dalam kehidupan pribadi, keluarga, organisasi, perusahaan dan bernegara, terjadinya karena semua bersumber kepada AL-QUR’AN TIDAK DIJADIKAN SEBAGAI PETUNJUK dan PEDOMAN HIDUP.
Kinilah saatnya kita ”kembali untuk mendalami” kitab yang bersumber dari Allah SWT! (bukan karangan manusia !) tersebut.
Al-Qur’an sebaiknya dipelajari secara SISTEMATIS, diungkap maknanya, digali kandungannya dan isinya sebagai PEDOMAN HIDUP. Bahkan secara transendental-psikologis, Al-Qur’an harus didekati secara emosional, MELIBATKAN PERASAAN dalam upaya menyelami makna terdalam dan hikmah tertinggi yang dimiliki.
”Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah SWT yang maha Pemurah kepada mereka, mereka MENYUNGKUR, BERSUJUD dan MENANGIS” (QS. Maryam : 58)
HR.Tirmidzi :
”Al-Quran adalah kitab Allah SWT yang berisi SEJARAH UMAT sebelum kamu, BERITA UMAT sesudahmu, kitab yang MEMUTUSKAN/menyelesaikan urusan di antara kamu, yang nilainya bersifat PASTI & ABSOLUT.
Siapa saja yang durhaka ”meninggalkannya” pasti Allah SWT akan ”memusuhinya”. Siapa yang MENCARI PETUNJUK SELAIN AL-QUR’AN, PASTI AKAN TERSESAT. Al-Qur’an adalah tali Allah yang sangat kuat, PERINGATAN YANG BIJAKSANA dan JALAN YANG SANGAT LURUS”.
Langkah yang sebaiknya kita lakukan adalah dengan : ..
- Membacanya
- Mencatatnya
- Menghafalnya
- Memahaminya
- Mengamalkannya
Perlu diingat, bahwa Al-Qur’an baru terbukti menjadi petunjuk ketika ada KENYATAAN DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN kita. Agar pendalaman Al-Qur’an yang kita lakukan semakin berimplikasi positif bagi kita dan manusia secara umum, maka dalam MENGEKSPLOITASI isi, kisah, hikmah Al-Qur’an seharusnya kita belajar kepada para ulama yang sudah lebih awal dan lebih panjang menadaburi Al-Qur’an termasuk sejumlah tafsir dan karya tulis.
Sedemikian pentingnya sebuah kandungan makna/isi Al-Qur’an, sampai Allah SWT berfirman :
”Kalau sekiranya kami turunkan Al-Qur’an kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya TUNDUK TERPECAH-PECAH disebabkan TAKUT KEPADA ALLAH SWT. Perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka BERPIKIR ! ” (QS. Al-Hasyr : 21)
Beberapa hadits lain yang menceritakan keutamaan membaca & mengamalkan isi Alquran adalah..
Dari Jabir r.a. Nabi saw., beliau bersabda,
“Al Qur’an adalah pemberi syafaat yang syafaatnya diterima dan sebagai penuntut yang tuntutannya dibenarkan. Barangsiapa menjadikan al Qur’an di depannya, maka ia akan membawanya ke Surga dan barangsiapa meletakannya di belakang, ia akan mencampakannya ke dalam neraka.” (Hr.Ibnu Hibbab dan Hakim).
Dari abi Sa’id al Khudri r.a., ia menceritakan,
“Pernah pada suatu ketika aku duduk dengan sekumpulan Muhajirin yang lemah. Dan sungguh, sebagian mereka menutupi dirinya dengan sebagian lainnya agar tidak terlihat auratnya, sedang seorang Qari membacakan (al Qur’an) kepada kami. Tiba-tiba datanglah Rasulullah saw. lalu berdiri diantara kami. Ketika Rasulullah saw. berdiri, Qari itu pun diam, kemudian beliau member salam dan bertanya, ‘Apa yang sedang kamu lakukan?’ Kami menjawab, ‘Kami sedang mendengarkan bacaan kitab Allah Swt..’ ‘Beliau bersabda, ‘Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan sebagian umatku orang-orang yang aku perintah agar bersabar bersama mereka.’ Kemudian beliau duduk ditengah mengatur kami. Kemudian beliau berisyarat dengan tangan beliau, ‘Melingkarlah kalian seperti ini!’ Maka wajah mereka pun tertuju ke a ah beliau. Beliau bersabda, ‘Bergembiralah kalian, wahai sekalian Muhajirin yang miskin, (kalian akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat. Kalian akan masuk Surga setengah hari lebih dulu daripada orang-orang kaya, sedang setengah hari (akhirat) sama dengan lima ratus tahun’.”
Dari Ubaidah al Mulaiki r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Wahai ahli-ahli al Qur’an, janganlah kalian menggunakan al Qur’an sebagai bantal dan bacalah al Qur’an dengan sebenar-benarnya bacaan pada malam dan siang hari, sebarkanlah ia, bacalah ia dengan suara merdu, dan pikirkanlah isi kandungannya! Mudah-mudahan kalian beruntung. Janganlah kalian meminta disegerakan upahnya (didunia), karena ia mempunyai ganjaran (diakhirat).”
Silahkan komentar dengan bijak dan sopan, salam silaturahmi